Terbukti: Makanan Berlemak Seperti Obat

Video: Terbukti: Makanan Berlemak Seperti Obat

Video: Terbukti: Makanan Berlemak Seperti Obat
Video: 6 Penyebab Perut Anda Buncit & Solusinya 2024, September
Terbukti: Makanan Berlemak Seperti Obat
Terbukti: Makanan Berlemak Seperti Obat
Anonim

Efek negatif lain dari makanan berlemak diperoleh ilmuwan dari Vanderbilt University di Nashville, menurut jurnal ilmiah Helion. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa makanan tinggi lemak hewani dapat membuat ketagihan dan bahkan memiliki efek obat pada sistem saraf.

Menurut para ahli, efek ini disebabkan oleh efek lemak pada gen mTORC2 yang penting. Hal ini diketahui untuk mengontrol aktivitas sel-sel saraf di pusat saturasi otak.

Kami selalu dikejutkan oleh bagaimana makanan yang berminyak dan lezat yang dapat dimakan oleh hewan dan manusia, bahkan ketika mereka merasa kenyang. Diet tinggi kalori dan lemak membuat kita makan berlebihan, yang merupakan salah satu alasan utama mengapa orang gemuk tidak bisa menghindari kenaikan berat badan, menurunkan berat badan dan mempertahankan berat badan normal. Kami melakukan serangkaian percobaan mencoba memahami mengapa ini terjadi, kata Profesor Aurelio Galli, penulis studi baru.

Insinyur genetika dan timnya membuktikan pendapat mereka setelah serangkaian percobaan yang dilakukan pada beberapa generasi tikus laboratorium. Para peneliti mengamati otak dan sel-sel dari beberapa kelompok hewan pengerat, beberapa di antaranya menjalani diet normal dan sisanya menjalani diet tinggi lemak dan makanan berkalori tinggi lainnya.

Selama penelitian, para peneliti berulang kali membandingkan aktivitas otak kedua kelompok hewan pengerat tersebut. Dari data yang diperoleh, mereka menemukan bahwa pelakunya adalah gen mTORC2, yang bertanggung jawab untuk transmisi sinyal antara neuron dan produksi dan persepsi dopamin (hormon kesenangan).

Para ilmuwan telah mulai memantau populasi tikus baru. Pada beberapa dari mereka, gen tidak bekerja. Pengamatan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak makan berlebihan, tidak peduli berapa banyak makanan yang mereka berikan. Dengan demikian, para ilmuwan telah melihat bahwa elemen sifat manusia inilah yang membuka kecenderungan untuk makan lebih banyak. Namun, para ilmuwan terkejut menemukan bahwa ketika lemak dimasukkan dalam menu hewan pengerat, gen tersebut menjadi aktif dan mereka makan berlebihan.

Menurut para ilmuwan, gangguan ini disebabkan oleh fakta bahwa akses nenek moyang kita ke makanan berlemak dan manis sangat terbatas. Otak kita, berkat kerja mTORC2 dan kenikmatan yang kita alami dalam mengonsumsi lemak dan manisan, cenderung terus mencari jenis makanan ini, yang bisa kita dapatkan dalam jumlah tak terbatas saat ini.

Direkomendasikan: