2024 Pengarang: Jasmine Walkman | [email protected]. Terakhir diubah: 2023-12-16 08:32
Sebuah studi yang dilakukan oleh National Institute for Health and Medical Research di Perancis menemukan bahwa konsumsi minuman ringan diet secara signifikan meningkatkan risiko diabetes.
Selama 14 tahun dari 1993 hingga 2007, para ilmuwan Prancis mempelajari kebiasaan makan lebih dari 66.000 wanita Prancis paruh baya dan memantau kesehatan mereka.
Ringkasan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi luas bahwa minuman manis lebih berbahaya daripada minuman diet adalah salah dan tidak akurat.
Wanita yang mengkonsumsi minuman berkarbonasi diet dengan pemanis buatan dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes sebagai wanita yang mengkonsumsi minuman berkarbonasi dengan gula.
Ternyata risiko diabetes pada wanita paruh baya dan lebih tinggi dibandingkan dengan peserta lain dalam survei. Bahkan mereka yang hanya mengonsumsi 1,5-2 gelas minuman diet per minggu berisiko tiga kali lipat dibandingkan wanita yang hanya mengonsumsi minuman tanpa pemanis.
Ketika konsumsi meningkat, begitu pula risikonya. Wanita yang mengkonsumsi lebih dari 1,5 liter per minggu minuman diet 60 kali lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes.
Menurut para ahli yang melakukan penelitian, “orang-orang yang mengkonsumsi” minuman berkarbonasi diet, berada pada risiko yang jauh lebih tinggi terkena diabetes daripada orang lain yang mengkonsumsi minuman ringan biasa.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan bahwa 347 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes berbahaya.
Penyakit kronis ini menyebabkan kerusakan serius pada mata, ginjal, pembuluh darah dan saraf.
Sampai saat ini, para peneliti mengaitkan hubungan antara peningkatan jumlah penderita diabetes dan konsumsi minuman diet dengan penggunaan aspartam.
Aspartam adalah salah satu pemanis buatan yang paling umum digunakan dalam produksi minuman ringan. Efeknya pada kadar glukosa dan insulin dalam tubuh menyerupai gula.
Direkomendasikan:
Daging Merah Meningkatkan Risiko Stroke
Meskipun merupakan sumber protein yang kaya, konsumsi daging merah meningkatkan risiko stroke, menurut sebuah studi ahli yang dikutip oleh Reuters. Studi tersebut menganalisis data dari 11.000 orang yang kesehatannya dipantau selama 23 tahun.
Minyak Sayur Meningkatkan Risiko Demensia
Diet kaya minyak nabati secara dramatis meningkatkan risiko demensia. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa konsumsi minyak nabati yang sering menyebabkan plak menumpuk di otak, yang merupakan salah satu gejala pertama penyakit neurodegeneratif yang serius.
Melewatkan Sarapan Meningkatkan Risiko Diabetes
Bangun di pagi hari biasanya disertai dengan rasa bosan, kantuk dan lekas marah, apalagi jika kita belum bisa tidur dengan nyenyak. Di pagi hari, banyak orang bergegas untuk bekerja. Mereka biasanya mengangkat cangkir kopi mereka dan meninggalkan rumah mereka.
Apakah Daging Merah Meningkatkan Risiko Kanker Payudara?
Memilih ayam daripada steak daging sapi mungkin penting untuk kesehatan wanita, menurut sebuah studi baru. Selama bertahun-tahun, Organisasi Kesehatan Dunia telah menemukan bahwa daging merah kemungkinan besar bersifat karsinogen , dan data terbaru menunjukkan bahwa kanker payudara adalah salah satu yang paling terkait dengan konsumsi produk ini.
Makan Malam Setelah Pukul 19.00 Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
Makan makanan larut malam membawa risiko serangan jantung pada jutaan orang di seluruh dunia, para ahli memperingatkan. Ini karena makan kurang dari dua jam sebelum tidur mencegah tubuh beristirahat di malam hari, karena ini menciptakan pekerjaan untuknya dengan mencerna dan menyerap energi yang diterima.