2024 Pengarang: Jasmine Walkman | [email protected]. Terakhir diubah: 2023-12-16 08:32
Makan lambat secara signifikan dapat mengurangi risiko kegemukan, kemungkinan mengembangkan sindrom metabolik dan terjadinya masalah pencernaan dan usus, menurut sebuah studi baru.
Ini mungkin karena fakta bahwa makanan cepat saji dapat menyebabkan fluktuasi gula darah, yang menyebabkan resistensi insulin. Di sisi lain, sindrom metabolik adalah kombinasi dari gangguan yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Sindrom ini terjadi pada orang yang memiliki tiga faktor risiko - obesitas perut, gula darah puasa yang tinggi, tekanan darah tinggi, trigliserida tinggi dan/atau kadar kolesterol baik yang rendah.
Menurut penelitian yang dipresentasikan pada sesi ilmiah American Heart Association pada tahun 2017, makan lebih lambat mungkin menjadi kunci untuk menjaga kesehatan dan tubuh Anda tetap terkendali.
Sebuah tim dari Universitas Hiroshima di Jepang mengevaluasi pada tahun 2008 642 pria dan 441 wanita dengan usia rata-rata 51,2 tahun, tidak ada yang memiliki sindrom metabolik.
Relawan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan bagaimana mereka menggambarkan kecepatan biasa mereka makan - lambat, normal atau cepat. Lima tahun kemudian, peneliti mengevaluasi kembali partisipan.
Ditemukan bahwa orang yang melaporkan makan cepat sekitar 12% lebih mungkin untuk mengembangkan sindrom metabolik. Risiko bagi orang yang makan dengan porsi sedang adalah 6,5%, dan bagi mereka yang makan perlahan - hanya 2,3%. Makan cepat juga dikaitkan dengan penambahan berat badan yang lebih besar, lingkar pinggang yang lebih besar, dan gula darah yang lebih tinggi.
Meluangkan waktu untuk secara sadar mengunyah makanan dan makan perlahan memungkinkan otak Anda menerima sinyal kenyang, sehingga Anda cenderung berhenti kelaparan dan makan saat tubuh Anda tidak benar-benar membutuhkannya.
Makan lambat mungkin merupakan perubahan penting dalam gaya hidup kita untuk mencegah sindrom metabolik, kata Dr. Takayaki Yamaji, penulis studi dan ahli jantung di Universitas Hiroshima di Jepang.
Ketika orang makan cepat, mereka cenderung tidak merasa kenyang dan cenderung makan berlebihan. Makan dengan cepat menyebabkan fluktuasi glukosa yang lebih besar, yang dapat menyebabkan resistensi insulin, tambahnya.
Direkomendasikan:
Makan Lambat Adalah Kunci Kesehatan Dan Pinggang Ramping
Sudah lama diketahui bahwa makan lambat adalah kunci untuk mendapatkan tubuh yang bagus, tetapi sekarang para ahli Inggris telah mengkonfirmasinya. Makan dengan kecepatan yang lebih lambat akan membuat kita makan lebih sedikit secara signifikan, dibandingkan dengan makan cepat, kata para ahli, dikutip dari Daily Mail.
Pinggang Lebih Ramping Dengan Diet Lemon-madu
Ahli gizi setuju bahwa madu dan lemon adalah produk wajib untuk diet apa pun. Diet singkat dijamin akan membantu Anda menurunkan berat badan saat dibutuhkan. Madu adalah produk lebah yang paling bermanfaat yang dapat menyembuhkan luka, penyakit paru-paru dan kulit.
Makan Jeruk Bali Untuk Kulit Cantik Dan Pinggang Ramping
Jeruk bali merupakan buah jeruk yang jika dikonsumsi dalam jumlah normal dapat dikatakan buah yang sangat bermanfaat. Namun, jika Anda berlebihan, itu dapat memiliki banyak efek samping negatif. Lihat di mana masalah kesehatan makan jeruk bisa menjadi sekutu sehat Anda yang kuat.
Tepung Kopi Hijau Untuk Pinggang Ramping Dan Awal Yang Baik Untuk Hari Ini
Kita hidup di dunia yang bergerak cepat, dan meskipun kita terus berjanji untuk makan lebih sehat dan mencari alternatif menarik untuk produk berbahaya, kita gagal. Namun, penting untuk diketahui bahwa ada beberapa cara berbeda untuk mengganti tepung terigu, yang biasanya kita gunakan saat memanggang sesuatu di rumah.
Alasan Untuk Makan Lebih Lambat
Salah satu masalah utama kehidupan adalah kecepatan luar biasa dari segala sesuatu yang terjadi. Kami terus-menerus harus bergegas ke suatu tempat, jadi kami hampir tidak pernah punya waktu untuk sarapan atau makan siang normal. Makan biasanya terjadi seperti kilatan di mulut, di mana kita melakukan banyak pekerjaan.